BERITA TERKINI BOLA INDONESIA

BERITA TERKINI BOLA INDONESIA BERDUKA
127 ORANG MENINGGAL DI STADION KANJURUHAN MALANG

Efek dari Tragedi Stadion Kanjuruhan

hilang nya lebih dari 180 jiwa sudah seharusnya jadi tajuk utama tragedi di stadion kanjuruhan pasca di gelarnya Liga 1 Indonesia antara Arema FC vc Persebaya Surabaya .akan tetapi tidak ada salahnya memperkirakan dampak dari kejadian naas ini terutama pada timnas Indonesia yang tengah menjadi sorotan atas beragam prestasi akhir ini bersama pelatih andalan mereka Shin Tae-yong.

Meraka tampak tidak terima dan merangsek turun ke lapangan, meloncati pagar. Jajaran pengamanan pun terlihat kewalahan menghalau kericuhan tersebut. Puncaknya, pihak keamanan menembakkan gas air mata ke kerumunan suporter tersebut.

Presiden Joko Widodo pada Minggu (02/10) memerintahkan Kapolri Listyo Sigit Prabowo untuk “mengusut tuntas kasus ini”.

Mantan wali kota Solo ini juga telah memerintahkan Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan dan Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali untuk “melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepak bola dan juga prosedur pengamanan penyelenggaraannya.”

 Status Tuan Rumah Piala U-20 Dicabut

 Urung ke Piala Asia

 Shin Tae-yong Bisa Pergi

“PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan. Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut,” tulis Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan melalui keterangan resmi di situsnya.

PSSI, sebutnya, “langsung membentuk tim investigasi dan segera berangkat ke Malang”, selain juga “mendukung kepolisian untuk menyelidiki kasus ini”.

Karena tragedi ini, kompetisi Liga 1 2022/2023 dihentikan selama sepekan dan Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi, sebut Iriawan.

‘Bukan bentrok antarsuporter’

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyebutkan kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Sabtu (01/10) bukanlah bentrok antarsuporter.

“Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton. Suporter di lapangan hanya dari Arema,” kata Mahfud dalam keterangannya pada Minggu (02/10).

“Para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antarsuporter,” lanjut dia.

JANGAN LEWATKAN ARTIKEL : KEJAYAAN BARCELONA DI MATA DUNIA